Waktu tidak bisa diajak kompromi bukan?, itu juga salah satunya, aku tidak ingin kamu menungguku terlalu lama, harusnya, kita, kamu menyadari ini, lantas mengapa engkau begitu yakin?. Aku mencoba membuatmu goyah, dari meminimalisir komunikasi, sikap, tindakan, dan sebagainya. Sialnya, tak berhasil.
Terkadang, inginku tanyakan berbagai pertanyaan tentang dirimu dan perasaanmu.
Nampaknya aku harus lebih bersabar, ya itu kesalahanmu sendiri karena tidak langsung bertanya kembali bagaimana perasaannya juga.
Setidaknya, dirimu mampu menjadi pemicu agar diriku kembali lebih dekat dengan Allah SWT. Terima kasih ekspetasiku.
"tarikkkk, tahannnn, dan hembuskannn", bernafaslah, alfin. Tenangkan dirimu, ini hanyalah ekspektasimu saja!